DILAN(da) GELISAH 2019.
Saya pernah menulis tentang TIGA TINGKATAN dari FILM, yaitu ;
TINGKATAN PERTAMA, atau yang paling rendah adalah film yang ketika ditonton dapat memberikan kesenangan,kesedihan,hingga canda tawa kepada penonton.Tetapi hanya sampai disitu saja,sekedar dinikmati dalam bioskop saja.Ketika kita selesai menontonnya maka selesai juga semuanya.
TINGKATAN KEDUA, atau di atas dari tingkatan yang pertama tadi,adalah film yang memberikan manfaat, yaitu film yang ketika selesai ditonton dapat memberikan perubahan-perubahan.Baik dari segi niat,atau sikap bagi para penontonnya. Ada oleh-oleh yang bisa dibawa pulang untuk direnungkan setelah kita menontonnya.
TINGKATAN KETIGA, adalah yang paling tinggi, yaitu film yang dapat memberikan inspirasi. Setelah menonton film ini maka penonton merasa "terdorong" untuk membuat suatu karya guna dinikmati juga oleh orang lain. Ada keinginan membuat karya yang serupa atau bahkan lebih dari film tersebut untuk dinikmati semua orang. Itulah film yang menginspirasi.
Setelah mendengar berbagai komentar teman-teman mengenai Dilan,saya memutuskan memang harus menontonnya. Saya harus tahu fakta apa sebenarnya yang ada didalamnya.Dan akhirnya rasa itu terjawab.
Dilan(da) gelisah. Saya gelisah setelah menontonnya. Dilan ada pada level tingkatan pertama dari 3 level tingkatan film menurut saya. Bahkan bahayanya ketika film ini selesai ditonton para remaja,mereka bisa meniru pola hidup dalam film tersebut jika tidak ada filter atau kontrol dari lingkungan sekitar hingga orangtua. Dijaman ayohijrah sekarang ini,film Dilan masuk dan mencoba membawa remaja kembali ke masa lalu tentang pergaulan.
Memang ini adalah pilihan,mau nonton atau tidak,tetapi kontrol sosial kepada Masyarakat ada pada pemerintah,pemimpin,hingga ulama, sebagai penentu kebijakan pada suatu Bangsa. Sebagai penentu mau kemana arah bangsa kita.
*Silahkan komen,dan memberi nilai akan film ini.🙏

No comments:
Post a Comment