Saturday, March 30, 2019


Jusuf  Kalla, Ibnu Sina,dan Izrail.

            Tiga nama yang mungkin tidak asing lagi dipendengaran kita masing-masing. Nama pertama adalah Bapak Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12. Nama kedua adalah Tokoh besar Kedokteran Islam, dan nama ketiga tentu saja bukan Izrail tetangga saya atau mungkin nama teman anda,tetapi yang saya maksudkan adalah Izrail, Malaikat maut.                                    
            
           Ada apa dengan ketiganya ? Saya akan bercerita sedikit. Mudah-mudahan ada manfaat yang bisa diambil.                                                                                         
           
           Tahun 2003, nama tokoh kedokteran Islam, Ibnu Sina, dijadikan sebagai nama Rumah Sakit dari Fakultas Kedokteran UMI Makassar. Rumah sakit yang tadinya bernama 45, ditakeover oleh Yayasan Wakaf UMI dan berganti nama menjadi RS.Ibnu Sina. Setelah melalui berbagai macam suka,duka, dan pergantian kepemimpinan. 16 tahun kemudian di tahun ini, tepatnya 30 Maret 2019,hari ini, Yayasan Wakaf UMI berhasil membuat gedung baru berlantai 12. Gedung baru yang berada tepat di belakang gedung lama. Suatu perkembangan yang sangat patut diapresiasi.                                                                                                                  
  
            Hidup hanya akan bermakna jika dipenuhi inovasi dan ide-ide cemerlang.                                                                                                                                     
           Hebatnya, Bapak M.Jusuf Kalla Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 bersedia hadir,dan datang meresmikan gedung baru tersebut.                                                            
          
         Kebanyakan orang-orang, media,dan penonton lainnya. Mungkin hanya melihat sekitar 1 jam,puncak pada saat acara peresmian tersebut. Ditandai dengan sambutan, penekanan sirine dan penarikan pita, gedung baru perawatan RS.Ibnu Sina akhirnya telah diresmikan oleh Bapak Jusuf Kalla. Acara peresmian yang berlangsung sangat sukses. Alhamdulillah.                                                           
              Tetapi tahukah mereka,kalian,terutama yang tidak ikut menyaksikan bagaimana usaha semua panitia yang dikoordinir oleh ketua panitia, selama persiapan penyambutan kedatangan Bapak Jusuf Kalla dalam acara peresmian tersebut ? Luar biasa !                   
           
           Dimulai dari penetapan tanggal kedatangan Pak JK, sudah menjadi titik sentral. Tanggal berapa tepatnya, masih belum pasti. Ada beberapa versi dari protokoler Wapres, dan Panitia tentunya harus siap jika angka pada tanggal ditetapkan berubah secara tiba-tiba. Hingga akhirnya ditetapkan Tgl.6 April 2019, Pak JK akan meresmikan gedung baru RS.Ibnu Sina. Panitiapun mulai mempersiapkan segalanya,dengan respon yang dalam batas wajar tetapi tidak lambat. Karena waktu tersebut masih ada beberapa pekan lagi. Cukup, Insya Allah, untuk berbenah.                          
            
             Namun semua berubah menjadi lebih cepat, lumayan panik, ketika Tgl bergeser maju ke 30 Maret 2019. Gedung yang masih smeentara finishing,  alat dan bahan yang masih belum lengkap, hingga kain baju seragam yang belum terjahit. Rapat dadakan dilaksanakan, Ketua panitia menghimbau, semua harus siap. Ini sudah menjadi keputusan Pak JK, info dari protokoler. Segera, gerak cepat dilakukan oleh semua komponen panita, yang terlihat, dan yang tidak sempat tersorot kamera. Yang jelas semua satu tujuan, acara peresmian harus sukses. Insya Allah.

* *  *
           
            H-4, H-3, panitia terus melakukan gladi kotor seakan acara telah berlangsung. Semua mengambil peran masing-masing, terus mempermantap persiapan. Hingga pada H-2 tim Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) datang mengecek kesiapan lokasi Rumah Sakit. Berbagai persiapan panitia yang dianggap sudah sempurna, ternyata belum. Paspamres, banyak mengarahkan, bahkan merubah beberapa settingan sesuai kriteri Wapres. Panitia kembali berkejaran dengan waktu, mengambil peran masing-masing.                                      
         
              Sampai sini, yang menjadi kekaguman panitia, bahwa Paspampres yang baru kami lihat saat itu, telah mengetahui seluk beluk gudung RS, dan data-data panitia,disertai nama lengkap. Seakan kami sudah dikenal lama oleh mereka. Kami seperti telah diretas, diketahui luar-dalam. Mereka bekerja sangat cepat. Tentu sesuai tugas mereka, demi keamanan Pemimpin negara ini. Terlebih ketika gladi, mulai dari pintu masuk Gedung hingga kepulangan Pak JK, diperhatikan inchi per inchi. Tidak boleh ada yang meleset dari protokoler sedikitpun. Karpet merah tempat berjalan, aturan kursi, soundsistem, listrik, posisi panggung, hingga id card panitia, semua tidak ada yang luput. Tidak ada yang boleh masuk kecuali yang punya Id-card terstempel resmi. Rinci. Hal-hal yang biasa hanya kami lihat di Film-film,kini nyata.            

                 H-1, gladi kembali dilaksanakan, cuaca sedang gerimis menuju hujan. Harus sedia payung untuk besok, kata Paspamres, meski tidak ada yang tahu pasti besok hujan atau tidak. Pokoknya, harus! Hingga malam menjelang peresmian besok paginya, panitia masih sibuk mengurus keperluan besar dan yang paling kecil seperti sikat gigi,kalau-kalau Pak JK butuh setelah menyantap makanan.                   

                Hari H, pukul 05.30, setelah Shubuh, beberapa panita telah tiba di lokasi, bahkan sudah ada yang menginap sejak beberapa pekan sebelumnya, seperti pihak keamanan dan perlengkapan. Dan dimulailah, protokoler acara. Tidak ada yang boleh masuk sebelum dideteksi oleh alat detektor, sebelum anjing pelacak selesai mengelilingi gedung, sebelum tim raider selesai menyisir gedung, sebelum Paspamres tiba. Semua harus steril, baru panitia boleh masuk, satu persatu setelah melalui pemeriksaan sangat rinci. Hingga akhirnya,acara SUKSES, semua bahagia, larut dalam EUFORIA.                                                                                                  
        Kebaikan yang terorganisir akan mengalahkan kejahatan yang terorganisir sekalipun.                                                                                                               

                 Sampai sini, yang menjadi pertanyaan dalam diri kami, protokoler seorang Wapres selevel Indonesia ini sudah sangat luar biasa, bagaimana dengan negara-negara maju lainnya ? Lalu hati kecil bertanya, bagaimana protokoler Izrail, Malaikat pencabut nyawa !                

*  *  *
            
              Malaikat Izrail atas ijin Allah, akan datang menjemput, memutus setiap nyawa dari manusia dengan waktu yang tidak dapat diketahui secara PASTI. Tidak ada bocoran tanggal, jam, atau hari. Pertanyaannya, apakah kita SIAP ? Sesiap saat menyambut kedatangan Wapres ? Rumah tidak sempat diperbaiki, kain seragam tidak sempat dijahit, atau bahkan tubuh yang tidak sempat dibersihkan lagi? Semua serba tidak siap, karenaa kedatangan yang bersifat rahasia.                                      
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (An Nisa’:78).

“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu.” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

            Lalu setelah kematian, protokoler Allah jauh lebih lengkap, sanggupkah kita melaluinya ?

            Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi)

            “Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (Kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. (Keempat,) tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.” (HR Tirmidzi)

            Bagaimana kita melalui itu semua ? Sudah siapkah kita, akan kedatangan tiba-tiba Malaikat Izrail ? Lalu bagaimana akhir dari kunjungan tersebut ?

            Pada Hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al Mujadilah : 6).
            
 “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak : “celakalah aku”, dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”,(QS. Al Insyiqaq:8-12) .

            “Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:”wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.Telah hilang kekuasaanku dariku” (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya”, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala”.(QS. Al Haqqah:25 31).

            Ketika menyambut kedatangan tamu, entah itu tamu dari kalangan orang-orang biasa atau pejabat sekalipun, kita diminta bersiap dengan sangat rinci, tentu saja dalam hal menyambut Malaikat Izrail, kita harus lebih siap, sebab dia tak punya kepastian hari,tanggal, atau jam. Semoga kita mampu menyiapkannya dengan baik, sehingga akhir kita nanti di akhirat adalah juga akhir yang bahagia, penuh euforia kebahagiaan abadi, bukan kesedihan. Aamiin. Allahualam.

2 comments: