Jusuf
Kalla, Ibnu Sina,dan Izrail.
Tiga nama yang mungkin tidak asing lagi dipendengaran
kita masing-masing. Nama pertama adalah Bapak Wakil Presiden RI ke-10 dan
ke-12. Nama kedua adalah Tokoh besar Kedokteran Islam, dan nama ketiga tentu
saja bukan Izrail tetangga saya atau mungkin nama teman anda,tetapi yang saya
maksudkan adalah Izrail, Malaikat maut.
Ada
apa dengan ketiganya ? Saya akan bercerita sedikit. Mudah-mudahan ada manfaat
yang bisa diambil.
Tahun 2003, nama tokoh kedokteran
Islam, Ibnu Sina, dijadikan sebagai nama Rumah Sakit dari Fakultas Kedokteran
UMI Makassar. Rumah sakit yang tadinya bernama 45, ditakeover oleh Yayasan
Wakaf UMI dan berganti nama menjadi RS.Ibnu Sina. Setelah melalui berbagai
macam suka,duka, dan pergantian kepemimpinan. 16 tahun kemudian di tahun ini, tepatnya
30 Maret 2019,hari ini, Yayasan Wakaf UMI berhasil membuat gedung baru
berlantai 12. Gedung baru yang berada tepat di belakang gedung lama. Suatu
perkembangan yang sangat patut diapresiasi.
Hidup
hanya akan bermakna jika dipenuhi inovasi dan ide-ide cemerlang.
Hebatnya, Bapak M.Jusuf
Kalla Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 bersedia hadir,dan datang meresmikan
gedung baru tersebut.
Kebanyakan
orang-orang, media,dan penonton lainnya. Mungkin hanya melihat sekitar 1 jam,puncak
pada saat acara peresmian tersebut. Ditandai dengan sambutan, penekanan sirine
dan penarikan pita, gedung baru perawatan RS.Ibnu Sina akhirnya telah diresmikan
oleh Bapak Jusuf Kalla. Acara peresmian yang berlangsung sangat sukses.
Alhamdulillah.
Tetapi
tahukah mereka,kalian,terutama yang tidak ikut menyaksikan bagaimana usaha
semua panitia yang dikoordinir oleh ketua panitia, selama persiapan penyambutan
kedatangan Bapak Jusuf Kalla dalam acara peresmian tersebut ? Luar biasa !
Dimulai dari penetapan tanggal
kedatangan Pak JK, sudah menjadi titik sentral. Tanggal berapa tepatnya, masih
belum pasti. Ada beberapa versi dari protokoler Wapres, dan Panitia tentunya
harus siap jika angka pada tanggal ditetapkan berubah secara tiba-tiba. Hingga
akhirnya ditetapkan Tgl.6 April 2019, Pak JK akan meresmikan gedung baru RS.Ibnu
Sina. Panitiapun mulai mempersiapkan segalanya,dengan respon yang dalam batas
wajar tetapi tidak lambat. Karena waktu tersebut masih ada beberapa pekan lagi.
Cukup, Insya Allah, untuk berbenah.
Namun
semua berubah menjadi lebih cepat, lumayan panik, ketika Tgl bergeser maju ke
30 Maret 2019. Gedung yang masih smeentara finishing, alat dan bahan yang masih belum lengkap, hingga
kain baju seragam yang belum terjahit. Rapat dadakan dilaksanakan, Ketua
panitia menghimbau, semua harus siap. Ini sudah menjadi keputusan Pak JK, info
dari protokoler. Segera, gerak cepat dilakukan oleh semua komponen panita, yang
terlihat, dan yang tidak sempat tersorot kamera. Yang jelas semua satu tujuan,
acara peresmian harus sukses. Insya Allah.
*
* *
H-4, H-3, panitia terus melakukan gladi
kotor seakan acara telah berlangsung. Semua mengambil peran masing-masing,
terus mempermantap persiapan. Hingga pada H-2
tim Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) datang mengecek kesiapan lokasi
Rumah Sakit. Berbagai persiapan panitia yang dianggap sudah sempurna, ternyata
belum. Paspamres, banyak mengarahkan, bahkan merubah beberapa settingan sesuai
kriteri Wapres. Panitia kembali berkejaran dengan waktu, mengambil peran
masing-masing.
Sampai
sini, yang menjadi kekaguman panitia, bahwa Paspampres yang baru kami lihat
saat itu, telah mengetahui seluk beluk gudung RS, dan data-data
panitia,disertai nama lengkap. Seakan kami sudah dikenal lama oleh mereka. Kami
seperti telah diretas, diketahui luar-dalam. Mereka bekerja sangat cepat. Tentu
sesuai tugas mereka, demi keamanan Pemimpin negara ini. Terlebih ketika gladi,
mulai dari pintu masuk Gedung hingga kepulangan Pak JK, diperhatikan inchi per
inchi. Tidak boleh ada yang meleset dari protokoler sedikitpun. Karpet merah
tempat berjalan, aturan kursi, soundsistem, listrik, posisi panggung, hingga id
card panitia, semua tidak ada yang luput. Tidak ada yang boleh masuk kecuali
yang punya Id-card terstempel resmi. Rinci. Hal-hal yang biasa hanya kami lihat
di Film-film,kini nyata.
H-1, gladi kembali dilaksanakan, cuaca
sedang gerimis menuju hujan. Harus sedia payung untuk besok, kata Paspamres,
meski tidak ada yang tahu pasti besok hujan atau tidak. Pokoknya, harus! Hingga
malam menjelang peresmian besok paginya, panitia masih sibuk mengurus keperluan
besar dan yang paling kecil seperti sikat gigi,kalau-kalau Pak JK butuh setelah
menyantap makanan.
Hari H, pukul 05.30, setelah Shubuh,
beberapa panita telah tiba di lokasi, bahkan sudah ada yang menginap sejak
beberapa pekan sebelumnya, seperti pihak keamanan dan perlengkapan. Dan
dimulailah, protokoler acara. Tidak ada yang boleh masuk sebelum dideteksi oleh
alat detektor, sebelum anjing pelacak selesai mengelilingi gedung, sebelum tim
raider selesai menyisir gedung, sebelum Paspamres tiba. Semua harus steril,
baru panitia boleh masuk, satu persatu setelah melalui pemeriksaan sangat
rinci. Hingga akhirnya,acara SUKSES, semua bahagia, larut dalam EUFORIA.
Kebaikan
yang terorganisir akan mengalahkan kejahatan yang terorganisir sekalipun.
Sampai
sini, yang menjadi pertanyaan dalam diri kami, protokoler seorang Wapres
selevel Indonesia ini sudah sangat luar biasa, bagaimana dengan negara-negara
maju lainnya ? Lalu hati kecil bertanya, bagaimana protokoler Izrail, Malaikat
pencabut nyawa !
* * *
Malaikat Izrail atas ijin Allah, akan datang menjemput,
memutus setiap nyawa dari manusia dengan waktu yang tidak dapat diketahui secara
PASTI. Tidak ada bocoran tanggal,
jam, atau hari. Pertanyaannya, apakah kita SIAP
? Sesiap saat menyambut kedatangan Wapres ? Rumah tidak sempat diperbaiki,
kain seragam tidak sempat dijahit, atau bahkan tubuh yang tidak sempat
dibersihkan lagi? Semua serba tidak siap, karenaa kedatangan yang bersifat rahasia.
"Dimana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (An
Nisa’:78).
“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat
sedikit di antara mereka yang melewati itu.” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Lalu setelah kematian,
protokoler Allah jauh lebih lengkap, sanggupkah kita melaluinya ?
Mayit akan diikuti oleh tiga
perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan
diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan
kembali, sedangkan amalnya akan tetap. (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi)
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba
nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:)
(Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (Kedua,) tentang ilmunya
diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke
mana dia habiskan. (Keempat,) tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.”
(HR Tirmidzi)
Bagaimana kita melalui itu semua ?
Sudah siapkah kita, akan kedatangan tiba-tiba Malaikat Izrail ? Lalu bagaimana
akhir dari kunjungan tersebut ?
Pada Hari ketika mereka dibangkitkan Allah
semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.
Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya.
Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al Mujadilah : 6).
“Adapun orang yang diberikan
kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang
mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan
berteriak : “celakalah aku”, dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka)”,(QS. Al Insyiqaq:8-12) .
“Adapun
orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia
berkata:”wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),
dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.Wahai kiranya kematian
itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.Hartaku sekali-kali tidak memberi
manfaat kepadaku.Telah hilang kekuasaanku dariku” (Allah berfirman): “Peganglah
dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya”, kemudian masukkanlah dia ke dalam
api neraka yang menyala-nyala”.(QS. Al Haqqah:25 31).
Ketika menyambut
kedatangan tamu, entah itu tamu dari kalangan orang-orang biasa atau pejabat
sekalipun, kita diminta bersiap dengan sangat rinci, tentu saja dalam hal
menyambut Malaikat Izrail, kita harus lebih siap, sebab dia tak punya kepastian
hari,tanggal, atau jam. Semoga kita mampu menyiapkannya dengan baik, sehingga
akhir kita nanti di akhirat adalah juga akhir yang bahagia, penuh euforia
kebahagiaan abadi, bukan kesedihan. Aamiin. Allahualam.

Aamiin aamiin YRA...
ReplyDeleteJazakallah khair pengingatnya dinda
Aamiin. Siap,Dok.
Delete